Senin, 28 Januari 2013

Mode dan Fashion Di Kota Bandung


Pemandangan yang modis dan trendi bisa dilihat pada sosok pengunjung factory outlet di kota Bandung. Memadukan label mancanegara dengan label lokal, yang penting nyaman dan menonjolkan mode dan fashion  statement pribadi, atau bahkan sepenuhnya tampil dengan produk lokal.

Kualitas produk lokal yang semakin hari semakin dapat disejajarkan dengan label-label internasional, menjadi titik awal kalangan muda pencinta mode dan fashion  mulai melirik produk lokal. Garis potongan pun bercita rasa internasional.

Harga yang kompetitif, tentu saja  menjadi pemicu lain. hanya, dengan Rp 500.000 di tangan bisa menenteng pulang dua baju, suatu hal yang tidak pemah terbayangkan jika memasuki butik label worldwide.

Kini kalangan muda terdidik yang menggemari mode dan fashion  tidak lagi menyebut Zara atau Mango. Label lokal bernama unik seperti Cotton Ink, Milcah, Nikicio, Major, Minor, Monstore, Potmeetspop, Voyej, Chevalier, Frej, dan lain lain, menjadi perbendaharaan kata baru dalam kamus mode pribadi mereka.
Memasuki gerai factory outlet di Bandung bagai memasuki atmosfer suatu komunitas yang kompak, terlebih dengan tersedianya ruang nongkrong yang menyatu dengan gerai. "Yang awalnya diproyeksikan sebagai tempat nongkrong sekaligus sosial hubungan bagi tim kreator dengan konsumen dan apresiator".